Senin, 11 Februari 2019


            Profil Lengkap Atlet Volly
                    Yolla Yuliana.   
RIWAYAT
Mengikuti jejak ibunya, Yolla Yuliana terjun ke dunia voli. Mulai masuk klub hingga timnas. Sejumlah prestasi diraihnya, bahkan kecantikannya mengantarkannya bermain film.

Yolla Yuliana lahir di Bandung, 16 Mei 1994. Dunia voli sudah melekat pada keluarga Yolla. Ada pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah itu tepat sekali bagi Yolla karena ia memiliki seorang ibu yang juga mantan pemain voli handal.

Sang ibu sudah mengenalkan voli sejak Yolla duduk di Sekolah Dasar. Dari situ, ibunya melihat bakat yang dimiliki anaknya itu. Pada 2006, ibunya mendaftarkan Yolla untuk bergabung bersama klub Bola Voli ALKO Bandung saat usianya menginjak 12 tahun.

Pada tahun 2009, debut pertama Yolla bersama Bogor Prayoga Unitas. Berkat penampilannya yang semakin memukau, Klub voli Jakarta Elektrik PLN merekrutnya tahun 2010. Walaupun menjadi pemain pelapis tidak membuat Yolla patah semangat. Justri aksinya sebagai pemain pengganti menjadi perhatian penonton.

Prestasi bersama klub pun bisa dibilang cukup mengesankan, ia beberapa kali berhasil membawa klubnya Juara. Namun, pada ajang Proliga 2017, Yolla memutuskan mundur dari Jakarta Elektri PLN sebelum putaran kedua. Ia ingin fokus menyelesaikan kuliahnya di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bagasasi.

Sementara pengalamannya di timnas, Yolla sudah dipanggil tim voli SEA Games ketika menginjak usia 14 tahun. Namun, saat itu Yolla memilih mengundurkan diri karena lingkungan baru asrama atlet membuatnya kaget. Tidak hanya itu, Yolla ternyata sudah dua kali dipanggil tim SEA Games, namun dua kali juga ia memilih mengundurkan diri.

Meski begitu, ia tetap diberi kesempatan untuk memperkuat tim Indonesia. Pada akhirnya ia memperkuat timnas voli Indonesia kembali setelah penampilannya semakin matang.

Alhasil, prestasi bersama timnas cukup membanggakan. Ia berhasil meraih medali perak pada kejuaraan junior ASEAN 2008, medali perunggu SEA Games 2013, medali perunggu SEA Games 2015, dan yang terakhir berhasil meraih medali perak SEA Games Malaysia 2017.

Mimpi Yolla mendapatkan emas di ajang SEA Games belum memuaskan publik. Namun, aksi individu dan penampilanya yang menawan cukup menjadi pengganti kekecewaan pecinta voli Indonesia. (AA/DN) (Photo: Instagram/ Yolla Yuliana)


PENDIDIKAN
SD Banjarsari, Bandung
SMP Negeri 5 Bandung
SMA Negeri 10 Bandung
Universitas Bandung Raya
STIA Bagasasi Bandung

KARIER 
PBV Alko Bandung, 2006
Bogor Prayoga Unitas, 2009
Jakarta Elektrik PLN, 2010
Alko Bandung, 2011 - 2013
Mannokwari Valerria Papua Barat, 2014
Jakarta Electrik PLN, 2015-2016
Pemeran Pembantu dalam Film Seteru, 2017

PRESTASI
Pemain Terbaik Kejurda antar Klub 2008
Medali Perak Kejuaraan Yunior ASEAN, 2008
Juara Kompetisi IVOBA Senior 2010
Juara Kejurda Antar Klub 2010
Juara I Kejurnas Antar Klub 2010
Juara  PORPROV Jawa Barat 2010
Runner Up Women?s Youth Asian Championship 2010
Juara PON RIAU Provinsi Jawa Barat 2012
Medali Perunggu SEA Games, 2013
Runner Up BSI voli proliga 2014 (MVPB) Manokwari Valeria

   
       Profil Lengkap Atlet Volly
            Amasya Manganang

Ketika menyaksikan pertandingan voli putri yang diikuti tim Indonesia, perhatian penonton hampir selalu tercuri oleh sosok Aprilia Manganang. Atlet voli putri yang satu ini memang kerap jadi perbincangan karena penampilannya yang maskulin dan berbeda. 
Ternyata kakak Aprilia juga merupakan seolah atlet voli putri profesional. Ia adalah Amasya Manganang, keduanya pun sering terlihat kompak bersama. Begini 10 potret kakak beradik wanita tangguh, srikandi timnas voli putri Indonesia.
     
            Profil Lengkap Atlit Volly
                  Aprilia Manganang

RIWAYAT
Kehidupan keras masa kecilnya mendorong Aprilia Manganang bermain voli untuk membiayai hdupnya. Berkat kerja keras dan posturnya ia menjadi pemain voli terbaik Indonesia.

Aprilia Santini Manganang, atlet voli wanita yang memiliki postur tomboy yang beberapa kali sempat disangka laki-laki ini telah menunjukkan potensinya dengan menjuarai Pertamina Proliga bersama Jakarta Elektrik PLN. Ia bahkan dinobatkan sebagai MVP pada 2017.

Lahir di Tahuna, Sulawesi Utara pada 27 April 1992, Aprilia bukanlah berasal dari keluarga kaya raya. Sang ayah bekerja serabutan sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Aprilia yang sudah terkenal tomboy dari kecil ini sering membantu ayahnya mencangkul di kebun hingga memanjat pohon kelapa.

Selain membantu ayahnya, Aprila juga berjualan pisang goreng dan uang hasil jualannya diberikan ke ibunya dan sisanya untuk ia jajan. Itulah yang membuat tubuh perempuan dengan tinggi 170 cm ini menjadi lebih kuat dibandingkan perempuan lainnya.

Aprilia mulai bermain voli sejak duduk di bangku SMP. Ia sempat berhenti saat SMA karena fokus dengan basket. Meski akhirnya ia kembali ke voli karena melihat kakaknya berhasil mendapatkan penghasilan dari voli itu sendiri.

Perempuan asal Manado ini mulai mencari rezeki dengan voli seperti kakaknya. Meski pernah juga Aprilia hanya dihargai dengan mie rebus dan telur saja.

Aprilia bergabung dengan tim Alco Bandung pada tahun 2011, lalu kemduian berpindah ke BNI 46, Manokwari Valeria, hingga akhirnya memperkuat Jakarta Elektrik PLN yang suskes memenangkan ajang Pertamina Proliga 2015 dan 2016.

Karena postur tubuhnya yang bidang dan tenaga bagaikan kuda, status gender Aprilia sering dipertanyakan yaitu saat mengikuti Liga Bola Voli Indonesia tahun 2011 dan 2013.

Sedangkan di taraf internasional, pelatih timnas Filipina sempat melarang ia untuk bermain dalam perhelatan SEA Games 2015 karena curiga Aprila seorang laki-laki. Namun, itu tidak terbukti.

Bagi perempuan yang mencintai traveling ini, lebih baik menunjukkan hal-hal positif dalam diri dengan terus mencetak prestasi daripada menghiraukan anggapan-anggapan negatif orang lain tentang dirinya. (AC/DN) (Photo/Instagram/Manganang)

KARIER
Pemain Voli

PRESTASI
Bersama Tim Manokwari Valeria, Juara 2 Pertamina Proliga 2014
Bersama Tim Jakarta Elektrik PLN, Juara 1 Pertamina Proliga 2015
Bersama Tim Jakarta Elektrik PLN, Juara 1 dan Best Spiker Pertamina Proliga 2016
Pemain Terbaik (MVP) bersama Jakarta Elektrik PLN Proliga 2017 
   
                     Profil Atlet Volly
               Nandita Ayu Shalsabila

RIWAYAT
Lahir dari keluarga atlet, Nandita Ayu Salsabila serius mengikuti jejak ibunya. Ia menorehkan berbagai prestasi sebagai pemain voli.

Nandita Ayu Salsabila atau biasa disapa Ayu ini lahir di Jakarta, 12 Juli 1997. Ia tumbuh dari keluarga olahraga. Sang ayah, Sudirman adalah seorang pemain sepakbola profesional dan ibunya Tri Wahyuni atlet voli yang pernah membela Timnas Indonesia.

Ayu sudah mengenal voli sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Kelas 2 SD ia sering melihat ibunya bermain voli. Awalnya, ia berlatih voli dengan melakukan passing.

Melihat anaknya mulai menyukai olahraga voli, ibunya langsung mengarahkan Ayu untuk lebih serius. Selain kedua orang tuanya seorang atlet, kedua adik Ayu juga menggeluti bidang olahraga. Adik pertamanya, Tasya seorang atlet voli dan yang paling bungsu, Rizky M Sudirman seorang pesepakbola.

Berada dalam keluarga atlet, Ayu dengan mantap fokus untuk menekuni karier dan menjadi atlet profesional bergabung dengan Sekolah Khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Meskipun begitu ia tidak pernah merasa terpaksa dengan sekolah di sana.

Ayu sudah mengikuti kejuaraan nasional ketika duduk di kelas 2 SMP dengan membela DKI Jakarta. Penampilannya yang memukau di kejurnas, ia terpilih untuk mengikuti ASEAN School Games pada 2012 di Thailand. Saat itu, ia menjadi pemain timnas paling muda.

Pada tahun itu juga, Ayu bergabung dengan Jakarta Popsivo Polwan untuk berkiprah di Proliga. Hebatnya, ia berhasil membawa Popsivo menjadi juara Proliga dua kali berturut-turut, tahun 2012 dan 2013.

Pemain yang berposisi sebagai open spike ini terpilih Timnas Indonesia untuk mengikuti ajang SEA Games Myanmar 2013. Sayangnya, Indonesia hanya meraih medali perunggu.

Pada tahun 2016, Ayu kembali terpilih membela Indonesia untuk mengikuti Piala VTV 2016. Meskipun finis diperingkat ketiga, Ayu dinobatkan menjadi Miss Bola Voli di ajang tersebut.

Pada Proliga 2017, Ayu memperkuat tim Jakarta Pertamina Energi. Ia dan kawan-kawan hanya berhasil menjadi runner up, setelah di final kalah dari Jakarta Elektrik PLN.

Permainan Ayu yang semakin matang membuatnya kembali dipanggil Timnas Indonesia untuk ajang SEA Games Malaysia 2017. Ayu dan kawan-kawan hanya sanggup meraih medali perak setelah dikalahkan Thailand di final. Dengan hasil tersebut, Ayu hanya mampu menyamai pencapaian prestasi ibunya yang pernah juga meraih perak pada ajang SEA Games. (AA/DN) (Photo: Instagram/Nandita Ayu Salsabila)

KELUARGA
Ayah    : Sudirman
Ibu        : Tri Wahyuni
Saudara    :Tasya Aprilia Putri
                  Rizky M Sudirman

KARIER
Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan, Jakarta
Jakarta Popsivo Polwan, 2012
Jakarta Pertamina Energi, 2017
Timnas Indonesia, 2012-2017

PRESTASI
Juara Proliga 2012, Jakarta Popsivo Polwan
Juara Proliga 2013, Jakarta Popsivo Polwan
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Myanmar 2013
Medali Perunggu, Timnas Indonesia, SEA Games Singapura 2015
Medali Perak, Timnas Indonesia, SEA Games Malaysia 2017
Runner Up Proliga 2017, Jakarta Pertamina Energi

Senin, 21 Januari 2019

 

    PROFIL I PUTU RANDU, QUICKER SAMATOR YANG EKSPRESIF DI LAPANGAN 

 I Putu Randu, salah satu quicker andalan Surabaya Samator dan Timnas Indonesia ini adalah seorang pemain yang ekspresif di lapangan, dengan berbagai ekspresinya ketika mencetak poin. Namun di luar lapangan, I Putu Randu adalah pemain yang selalu ramah kepada penggemar.


Tim Jakarta BNI 46 dan Jakarta Pertamina Energi merasakan betapa karakter Randu bisa menghancurkan konsentrasi mereka. Randu tahu kapan mengeluarkan ilmu 'provokasi' kepada lawan. Apakah benar Randu suka memprovokasi lawan?

"Sebenarnya bukan memprovokasi lawan. Saya berteriak, melakukan gerakan berjoget, memberi hormat kepada penonton, adalah bagian memotivasi diri sendiri dan rekan setim. Prinsip saya, lawan adalah teman bermain," ucap pria kelahiran Denpasar, 15 Januari 1994 ini.

Provinsi Bali tidak hanya dikenal akan keindahan tempat wisatanya, tetapi juga melahirkan atlit voli profesional seperti I Nyoman Rudi Tirtana, I wayan windu Segara, I Putu Randu.
Randu adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan I Nyoman Parwata/I Putu Sri Harmoni. Olah raga pertama yang ditekuni nya adalah sepak bola sampai SMP. Namun ketika itu Randu merasa bosan dengan sepak bola dan mulai menekuni bola basket di Denpasar. Ia sempat ditawari tim CLS Surabaya, namun tak direstui keluarga.

Berawal dari kegemarannya ikut dan sering sering menonton ayahnya waktu bertanding di berbagai tempat, Pemain yang bernama lengkap  I Putu Randu Wahyu Pradana Putra mulai jatuh hati terhadap cabang bola voli.



"Mulai kelas 5 sd sampai 1 smp saya ikut tim sepak bola. Namun saya bosan di olahraga sepak bola dan mulai ikut tim basket di kota saya selama 1 tahun lebih,dan sempat ditawarin main di CLS tapi tidak ada respon baik dari keluarga saya." terang nya.

Orang tuanya menyarankannya fokus dibidang  voli semenjak duduk dibangju kelas 3 smp. Tawaran untuk mengikuti tim luar bali yang dia dapatkan dari pamannya (Alm). dan pemin asal bali ini memilih surabaya samator untuk mengasah kemampuan yang lebih dalam bidang voli ini.

Randu pun fokus ke bola voli sejak kelas 3 SMP. Ia belajar bola dari nol sejak SMA di klub Surabaya Samator. Impian menjadi atlet nasional pun ia peroleh. Juga menjadi juara Proliga 2014.

"Saya senang dan terharu bisa masuk di tim yang saya impikan sejak dulu, ujarnya" Belajar voli dari nol semenjak SMA. Pemain bernomor punngung 9 ini juga mengaku bisa seperti ini berkat tekadnya dan kerja keras pelatih samator yang telah membina nya.


Mulai ikut proliga sejak tahun 2009, itu pun masih menjadi cadangan. selain di proliga, dia juga memperkuat timnas di kejuaraan Sea games (2013), Yunior asia asean (2011), piala kerajaan dubai 2 kali, try out di iran, dan masih banyak lagi kejuaaraan yang ia ikuti
Pevoli setinggi 191 cm ini memiliki lompatan 335 cm untuk spike, khususnya open spike dan 328 saat melakukan blok dengan dua tangan.
DATA DIRI

Nama
:
I Putu Randu Wahyu Pradana Putra
Panggilan
:
Randu
Tempat Tanggal Lahir
:
Denpasar, 15 Januari 1994
Tinggi/Berat
:
191 cm/80 kg
Ayah/Ibu
:
I Nyoman Parwata/I Putu Sri Harmoni
Nomor Punggung
:
9
Klub
:
Surabaya Samator
Socmed
:
Twitter : @P_randu09; Facebook: Putu Randu Wahyu
Posisi
:
Quicker
Prestasi
Juara 2 Junior di Thiland
Juara 1  PON RIAU 2012
Juara 2 sea games 2013
Juara 1  livoli
Juara 1 Proliga 2014
Juara 2 Proliga 2015
Juara Proliga 2016

 




                             Sigit Ardian
 Hasil gambar untuk biodata sigit ardian

        KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Ada \"aroma\" Kabupaten Kebumen dalam partai grand final voli proliga 2017 bagian putra yang digelar di GOR Among rogo, Yogyakarta, dan mempertemukan Palembang Bank Sumsel Babel kontra Jakarta Pertamina Energi, Minggu ini (23/4/2017).

Aroma Kebumen itu datang dari pemain Palembang Bank Sumsel Babel, Sigit Adriansyah atau Sigit Adrian. Ya, Sigit, atlet voli kelahiran 1 Maret 1983 itu adalah putera kelahiran Desa Karangduwur Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Dia juga tercatat sebagai pemain timnas Indonesia.

Sayangnya, dalam final proliga 2017, Sigit gagal membawa timnya menjadi juara usai ditekuk 0-3 oleh Jakarta Pertamina Energi. Meski tak juara, kehadiran Sigit membuat bangga para insan olahraga di Kebumen. Apalagi, mereka bisa melihat aksi Sigit di layar kaca.

Darah olahraga mengalir deras di tubuh Sigit. Adalah sang ayah, Saban Riyadi (45), yang mengenalkan Sigit kecil kepada bola volley. “Ayah adalah teman, guru sekaligus pelatih pertama saya,” ujar Sigit pada satu kesempatan.

Nama Saban Riyadi sendiri sudah tidak asing bagi penggemar bola voli di Kebumen. Pria yang sehari-hari berdagang ini biasa bermain untuk Klub Bola Voli GAZZ Prembun. Saban, warga RT 2/IV Desa Karangduwur pun patut berbangga dengan prestasi anaknya pertamanya tersebut. Menurut suami Pariyem (41) ini, kemampuan bola voli Sigit terasah saat masuk kontingen Kebumen pada Pekan Olahraga Pelajar (POPDA) Jawa Tengah tahun 2002. Selanjutnya, Sigit mengantar Jawa Tengah menjuarai Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2009.




Sejak saat itu, Sigit selalu dipanggil masuk tim inti mewakili propinsi Jawa Tengah.  Selepas SMP, Sigit masuk PPLP (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar) Semarang untuk menekuni bola volley secara lebih serius. Akhirnya Sigit menempuh SMUnya di SMU Ronggolawe Semarang dengan bea siswa dari PPLP dan sempat membawa Indonesia meraih medali perak pada Asian Games di Thailand 2010 lalu.

 Kiprah anak muda Kebumen di kancah olahraga nasional, memang membanggakan. Selain Sigit, ada nama Dian Kristanto atlet pencak silat nasional serta  Alip Purnomo (22), atlet bola tangan asal Kecamatan Karanggayam. (cah) 
 
 

                  

  PROFIL RENDY TAMAMILANG, BINTANG VOLI MUDA INDONESIA 

     Rendy Tamamilang,sudah sering kita dengar di kancah voli nasional. Smash keras dan pukulan back attacknya kerap membuahkan point bagi timnya. Memiliki power pukulan yang keras dan lompatan yang tinggi seringkali berhasil melampaui lompatan dari bloker lawan yang memiliki tubuh lebih tinggi.

Berbagai prestasi berhasil ia torehkan dalam usia yang masih muda. Saat dirinya baru kelas 3 SMA, Rendy berhasil menyabet MVP Proliga 2014 bersama tim Surabaya Samator. Dan tahun 2016 dirinya berhasil membawa surabaya samator juara Proliga serta mempeertahankan emas untuk tim Jatim.
Rendy tidak akan pernah tahu nasibnya jika lima tahun lalu menolak ajakan untuk pindah ke Surabaya Samator dan tetap bertahan di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Mungkin nama Rendy Febriant Tamamilang tidak akan ada dalam susunan pemain Samator ketika meraih gelar Proliga 2014, dan 2016 dan di kancah bola voli nasional pada umumnya.

Ketika itu, ajakan dari bintang Samator, Ayip Rizal, kepada Rendy hampir gagal. Hal Itu terjadi lantaran keinginan hijrah dari Bitung sempat ditolak habis-habisan oleh pelatihnya saat di tim prakualifikasi pekan olahraga nasional (PON) Sulut Estevanus Palili.

Berbagai upaya dilakukan Estevanus untuk membelokkan upaya Rendy. Mulai digandoli secara halus hingga dicaci maki dan dicap tidak akan bisa berkembang jika bermain di Pulau Jawa bersama Samator.
Namun pada kenyataannya, Rendy berhasil  masuk tanpa seleksi lagi, hanya setahun bertahan sebagai pemain di luar bench, lalu masuk ke bench sebagai pemain pengganti, dan masuk skuad reguler sejak tahun ini. "Semua itu saya jadikan sebagai motivasi. Toh, saya sekarang sudah membuktikan bahwa saya bisa masuk di tim Samator. Ke depan saya siap meraih semua yang terbaik, ujar Rendy.
 
Sebagai anak muda yang belum pernah bergabung dengan klub, Rendy memang beruntung bisa bergabung Samator. Apalagi, klub yang bermarkas di Bambe, Driyorejo, tersebut dikenal sebagai gudang pemain timnas. Kesempatan bermain bersama Mahfud Nurcahyadi, Veleg Dhani, I Putu Randu, dan Samsul Kohar di Samator dianggap sebagai sebuah tempaan.
Lebih dari itu, pemain bertinggi 191 sentimeter itu juga ingin menebus kegagalan bapaknya, Frits Tamamilang, menembus timnas SEA Games. Ayahnya pernah masuk timnas kelompok usia, tetapi belum bisa menembus timnas SEA Games. "Kalau Bapak dulu gagal, saya harus bisa main di SEA Games," tekadnya.
Dan kini keputusannya itu ternyata berbuah manis, Rendy berhasil meraih berbagai prestasi bersama Samator dan berhasil masuk ke Timnas Indonesia. Terbaru , rendi menjadi bagian dari skuad Jatim yang meraih emas kembali di PON XIX Jabar. Serta ikut mewakili Indonesia bersama samator, di kejuaraan Klub Asia di filipina bulan lalu. 
rendy tamamilang
 
 
Nama
Rendy Febriant Tamamilang
Panggilan
Rendy
Lahir
Bitung, Sulawesi Utara, 12 Februari 1996
Tinggi/berat
191 cm/80 kg
Posisi spesialis
Open Spike
Nomor punggung
17
Klub
Surabaya Samator
Nama orang tua
Frits Tamamilang (ayah), Pegy Janis (ibu)
Nama saudara kandung
Rizky Tamamilang (kakak), Rivaly Tamamilang (adik)
Pemain idola
I Nyoman Rudi Tirtana
Karir klub      
Surabaya Samator (2011-sekarang)


Prestasi         :
Juara Popda Sulut 2009
Juara Kejurnas Junior 2012 dan 2013
Juara Asian School Games 2013
Juara Proliga 2014
MPV proliga 2014
Medali perak Sea Games 2015
Juara Proliga 2016
Medali emas PON XIX 2016 (jatim)